GAJAH MINO DIBANDAR NASI-NASI
Menurut cerita Binatang ini
berkawan-kawan. Binatang ini bisa hidup dilaut dan didarat. Badannya sebesar
kerbau. Binatang ini potong badannya seperti babi, kepala runcing,ekornya
kecil. Badannya tidak berbulu dan kehitam-hitaman seperti lumba-lumba dan
berkaki empat, jari-jarinya tidak terpisah seperti jari itik. Apabila bulan
terang, pernah dijumpai orang dipantai Sungai Nasi-Nasi. Binatang ini bermain
dipantai tersebut dan berbunyi seperti bunyi kerbau menguek.
Sekitar 18 tahun yang lalu(sekitar
tahun 1994), pernah dijumpai orang, antara lain saudara Syahril Ahmad. Dia
menjumpainya waktu jam 15.00 Wib, ia melihat seekor binatang sebesar kerbau
dipantai nasi-nasi. Binatang itu berjemur diatas pantai. Maka dilihatnya
sejelas-jelasnya. Jarak dari binatang itu sekitar 30 meter, Syahril ada
beberapa kawan-kawan ditempat itu. Mereka turun dari perahu secara diam-diam,
tetapi kedengaran oleh binatang itu. Lalu gajah mino itu langsung turun ke air
secara lambat-lambat. Syahril dan kawan-kawan pergi ketempat binatang tersebut
turun. Akan tetapi, mereka tidak melihat satu pun jejaknya. Ternyata binatang
ini memiliki kaki seperti itik antara tangan ke kaki ada kulitnya yang tidak
terpisahkan.
Tidak lama sesudah itu ditemui lagi
oleh saudara Atan. Ditemuinya sewaktu binatang ini didalam air menyongsong air
surut, sejarak 10 meter darinya. Waktu hari hujan ribut sekitar pukul 15.00
Wib, ia melihat bagian binatang ini hanya sebelah belakang saja. menurut
ceritanya ada sekitar 2 meter panjang badannya.
Sebelum ini ada ditemui orang lagi di
daerah teluk Tolam sewaktu hari pasang. Binatang ini menyongsong air pasang
larinya kencang menghadap kehilir orang ini langsung mengejarnya sekitar 5
meter jaraknya. Binatang ini tenggelam sambil menimbulkan tabun kayu batang dan
genek air yang besar. Orang ini pun lari ketepi karena ia ketakutan. Dia
menyangka saat itu adalah kerbau menyeberang sungai itu sebelum ini dijumpai
lagi diperairan Pekan Tua seorang penduduk menyauk Udang sekitar pukul 22.00
WIB. Ia berkayuh dan merasa terangkat sampannya dari sungai dan bergerak laju
menyongsong sungai. Disangkanya waktu air pasang ada sekitar puluhan depa ia
mudik dibawah oleh binatang ini. Tiba-tiba sampannya tersebut ditinggalkannya
begitu saja, sehingga hampir karam.
Barulah mereka merasa ketakutan. Dia
pun pulang dan tidak menyauk udang lagi beberapa malam berikutnya. Kalau
melihat kejadian ini, orang tua-tua kami berkeyakinan bahwa didaerah teluk
sungai Domo ini tempat binatang tersebut menetap. Sebab, tempat ini suatu teluk
yang dalam, tambahan airnya disini berpusing-pusing dan airnya selalu membuak
atau menyembur dari bawah sungai. Ditempat ini orang selalu berebut, sebab
jumlah tangkapannya tidak ada bandingnya dengan tempat lain.
Gajah mino
ini juga berada disungai kerumutan dan salah satu pantai di Pulau Muda.
“sekian
ulasan tentang cerita Gajah Mino dari kami apabila ada kesalahan kami mohon
maaf”
sumber : Mitos Marhum Kampar dan Cerita Rakyat Dari Pelalawan Karya Tenas Effendy Dan H Jamaludin TA
0 komentar:
Posting Komentar